Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan perbedaan suku, ras, bahasa dan budaya yang tinggi. Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan bahwa terdapat 1.128 suku bangsa yang mendiami wilayah kepulauan Indonesia. Lebih lanjut, di wilayah Irian Jaya saja terdapat 252 suku bangsa yang memiliki bahasa yang berbeda-beda. Adat istiadat dan budaya setiap suku pun berbeda. Atas dasar itu lah asas negara dibangun dengan kalimat Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Banyaknya perbedaan latar belakang dalam tatanan kehidupan bermasyarakat tidak menjadikan perpecahan internal dalam bermasyarakat. Isu-isu sara dan pertengkaran kecil mungkin sering terdengar, tapi toh kemudian dapat disikapi dengan baik dan dewasa serta tetap dapat menjaga keutuhan bangsa.
Asas kehidupan bangsa yang dibangun dengan gotong royong dan musyawarah merupakan kunci pemersatu. Masyarakat Indonesia mengenal istilah 'gotong royong' sebagai kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini dapat berarti di banyak hal termasuk berkerjasama/bergotong royong membersihkan lingkungan dan berpatroli (siskamling) di tengah malam untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar. Istilah musyawarah digunakan bila terjadi perbedaan dalam memutuskan suatu perkara. Musyawah diartikan sebagai duduk bersama dan berdiskusi sampai mencapai kata sepakat. Dengan cara musyawarah tersebutlah masyarakat memecahkan masalah yang tengah mereka hadapi dengan mengambil keputusan berdasarkan 'kekurangan/keburukan' terkecil yang didapat.
Asas kehidupan bangsa yang dibangun dengan gotong royong dan musyawarah merupakan kunci pemersatu. Masyarakat Indonesia mengenal istilah 'gotong royong' sebagai kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini dapat berarti di banyak hal termasuk berkerjasama/bergotong royong membersihkan lingkungan dan berpatroli (siskamling) di tengah malam untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar. Istilah musyawarah digunakan bila terjadi perbedaan dalam memutuskan suatu perkara. Musyawah diartikan sebagai duduk bersama dan berdiskusi sampai mencapai kata sepakat. Dengan cara musyawarah tersebutlah masyarakat memecahkan masalah yang tengah mereka hadapi dengan mengambil keputusan berdasarkan 'kekurangan/keburukan' terkecil yang didapat.