Mangrove
Mangrove adalah vegetasi tumbuhan yang hidup di pesisir pantai dan muara sungai yang masih dipengaruhi energi pasang surut air laut. Mangrove hidup di daerah perairan payau dengan substrat tanah berlumpur dan tersebar di daerah tropis dan subtropis. Luas kawasan mangrove di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 2.900.000 hektar. Dengan luas ini Indonesia merupakan negara dengan luas kawasan mangrove terbesar di Asia dan sekitar 19% total kawasan mangrove di dunia berada di Indonesia (FAO, 2007). Besarnya luas sumber daya tersebut tentunya memiliki pengaruh yang besar bagi ekologi dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sekitar karena sumberdaya mangrove memiliki fungsi biologi, ekologi dan ekonomi.
Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies. Supaya tidak rancu, Macnae menggunakan istilah “mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau. Namun menurut Khazali (1998), penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan yang ada di mangrove.
A. Ekosistem Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang memiliki toleransi terhadap salinitas perairan dan tumbuh di sepanjang garis pantai, estuari, delta dan sungai yang masih dipengaruhi oleh energi air laut dan air tawar. Vegetasi ini tersebar di 124 negara tropis dan subtropis serta tumbuh pada substrat yang lembut seperti lumpur (FAO, 2007). Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim, sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994 dalam Santoso, 2000). Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen,2000).
A. Fungsi Mangrove
Ekosistem mangrove mempunyai fungsi ekologi dan ekonomi. Fungsi ekologi hutan mangrove dihubungkan pada peran yang vital terhadap lingkungan sekitar dan keberadaan biota dimana hutan mangrove berada, sedangkan fungsi ekonomi lebih dititikberatkan pada peran hutan mangrove bagi kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat. Menurut Santoso dan Arifin (1998), fungsi ekologi dan ekonomi hutan mangrove secara umum adalah :
1. Fungsi ekologi :
a. Pelindung garis pantai dari abrasi,
b. Mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,
c. Mencegah intrusi air laut ke daratan,
d. Tempat berpijah aneka biota laut,
e. Tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga,
f. Pengatur iklim mikro.
2. Fungsi ekonomi :
a. Penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan),
b. Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas dan tannin),
c. Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,
d. Pariwisata, penelitian, dan pendidikan.
Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies. Supaya tidak rancu, Macnae menggunakan istilah “mangal” apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove” untuk individu tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau. Namun menurut Khazali (1998), penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan yang ada di mangrove.
A. Ekosistem Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang memiliki toleransi terhadap salinitas perairan dan tumbuh di sepanjang garis pantai, estuari, delta dan sungai yang masih dipengaruhi oleh energi air laut dan air tawar. Vegetasi ini tersebar di 124 negara tropis dan subtropis serta tumbuh pada substrat yang lembut seperti lumpur (FAO, 2007). Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim, sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994 dalam Santoso, 2000). Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen,2000).
A. Fungsi Mangrove
Ekosistem mangrove mempunyai fungsi ekologi dan ekonomi. Fungsi ekologi hutan mangrove dihubungkan pada peran yang vital terhadap lingkungan sekitar dan keberadaan biota dimana hutan mangrove berada, sedangkan fungsi ekonomi lebih dititikberatkan pada peran hutan mangrove bagi kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat. Menurut Santoso dan Arifin (1998), fungsi ekologi dan ekonomi hutan mangrove secara umum adalah :
1. Fungsi ekologi :
a. Pelindung garis pantai dari abrasi,
b. Mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,
c. Mencegah intrusi air laut ke daratan,
d. Tempat berpijah aneka biota laut,
e. Tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga,
f. Pengatur iklim mikro.
2. Fungsi ekonomi :
a. Penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan),
b. Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas dan tannin),
c. Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,
d. Pariwisata, penelitian, dan pendidikan.